Judul Buku : Dari Rimba Aceh ke
Stockhom
Penulis : Dr.Husaini M.Hasan Sp.OG
Penerbit: Batavia Publishing
Cetakan: Pertama, Januari 2015
Tebal : xxiii+509 halaman
ISBN:978-602-71-4200-8
Mengenal Sosok Dr.Husaini M. Hasan
Sp.OG
Dr.
Husaini M. Hasan, lelaki yang tidak banyak berbicara. Ia tahu kapan waktunya
untuk mendengarkan dan kapan sebaiknya untuk mengeluarkan pendapat. Ia punya
kesetiaan dan keteguhan yang luar biasa, itu nilai yang paling penting yang
harus dimiliki oleh seorang pejuang dan tentara sekelas Napoleon. Cara
berpikirnya tenang dan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat
emosional, bahkan dalam situasi yan bahaya sekali pun.
Dia
meninggalkan istri dan tiga anaknya yang masih kecil, ketika memutuskan
bergabung di Aceh Merdeka setelah membaca buku Tengku Hasan M.di Tiro Atjeh bak Mata Donya atau Aceh di Mata
Dunia.
Kehidupan
baru yang dijalani oleh Dr. Husaini, alam gerilya sebuah kondisi yang tak
menentu, penuh ancaman dan banyak rintangan. Seperti sebuah jalan yang tidak berujung.
Segala sesuatu bisa saja terjadi, bahkan kematian selalu terlihat di mata.
Sebelum keputusan perjuangan ini dia ambil kehidupannya baik-baik saja. Bisa
bertemu dan bersosialisasi dengan
sahabat, suasana kampus yang
menyenangkan, karir yang mulai menanjak pesat.(halaman 54)
Kenyataan
ini membuktikan bahwa gugurnya satu demi satu pejuang Aceh Merdeka di medan
perang sebagian besar adalah rakyat biasa dan bukan militer. Mereka adalah
sipil, penggagas Aceh Merdeka yang melawan tentara yang sudah terlatih untuk
bertempur.(halaman 64)
Pejuang
Aceh Merdeka melakukan revolusi ideologi di Iboih karena kondisi masyarakatnya
yang kompak, tidak ada yang membuka rahasia. Sehingga keamanan Iboih tetap
terjaga dari incaran tentara.
Bibit-bibit ideologi Aceh Merdeka disemaikan ke dada masyarakat di
kampung-kampung oleh utusan Aceh Merdeka
dari segala penjuru.(halaman 126)
Tengku
Hasan M. di Tiro menegaskan bahwa perjuangan Aceh Merdeka adalah perjuangan
politik bukan perjuangan bersenjata. Indonesia mengubah perjuangan politik Aceh
Merdeka menjadi perjuangan bersenjata. Kemudian mereka memburu dan menembaki
pejuang Aceh Merdeka, tanpa peradilan dan kesempatan untuk membela
diri.(halaman129)
Tengku
Hasan M.di Tiro memutuskan mengirim Dr.Husaini ke Amerika Serikat, Eropa, dan
Afrika untuk mencari bantuan dan dukungan perjuangan Aceh Merdeka. Wali Negara
mempersiapkan mission impossible ini
dan berulang kali berdiskusi dengan Dr.Husaini untuk mengatur strategi dan
membangun hubungan dengan UNO (PBB) lalu meyakinkan anggota PBB agar mau
mengagendakan masalah Aceh dalam rapat General
Assembly.(halaman 160)
Dr.
Husaini baru menyadari tubuhnya telah berlumuran darah. Darah mengucur dari
leher membasahi dada hingga bagian pinggang. Darah itu tidak terlihat karena
baju yang dia kenakan juga berwarna merah. Ternyata Dr.Husaini tertembak di
tiga tempat sekaligus yakni sebelah kanan, lambung kiri yang letaknya hanya beberapa millimeter dari
jantung, dan satu lagi di pangkal lengan kanan.(halaman 196)
Perjuangan
Aceh Merdeka semakin terdesak, selama enam bulan Dr.Husaini dan Shaiman
terkantung-kantung di Malaysia dalam kondisi tidak aman dan terkendala masalah
ekonomi. Sementara komunikasi dengan Wali Negara tidak begitu lancar.
Mengingat
keadaan yang semakin membahayakan. Dr.Husaini memutuskan untuk mencari bantuan
kepada UNHCR. Swedia bersedia sebagai negara penerima suaka politik. UNHCR
mempersiapkan kebutuhan untuk mengirimkan Dr. Husaini ke Swedia.(halaman 279)
Gus
Dur bersedia memberikan kemerdekaan untuk bangsa Aceh, mengingat selama ini
konflik berkepanjangan tidak kunjung selesai. Tapi, reaksi teman-teman
seperjuangan di Aceh Merdeka benar-benar di luar dugaan. Semua bereaksi
seolah-olah “It is too good to be true.”
Otobiografi
Dr. Husaini M. Hasan Sp.OG ditulis secara detil berdasarkan urutan hari dan
tanggal kejadian, sangat berani menyajikan fakta-fakta yang belum pernah
diungkap di media mana pun.
Buku
ini gaya penulisannya sangat berani namun mudah dicerna, membuat buku ini
sesuai untuk dijadikan literasi Politik
dan sejarah di tanah air. Sehingga menjadikan buku ini sebagai sumber
pengajaran dan inspirasi untuk semua kalangan.
Buat yang ingin mengirim resensi bisa check syarat-syaratnya disini, oya sebaiknya seh berlangganan epapernya dulu atau harus punya teman yang berlangganan epaper harian Singgalang, untuk memudahkan mengetahui resensimu dimuat atau tidak
bukunya bisa didapatkan dimana ?
BalasHapusbukunya bisa didapatkan dimana ?
BalasHapusbisa dibelii lewat fb batavia publishing langsung
Hapus