Sabtu, 23 Mei 2015

Mengenal Sosok Dr.Husaini Hasan

Alhamdulillah yaa tanggal 3 Mei kemarin resensi buku Dari Rimba Aceh ke Stockholm di muat di harian Singgalang. Ini penampakannya.


Judul Buku : Dari Rimba Aceh ke Stockhom
Penulis : Dr.Husaini M.Hasan Sp.OG
Penerbit: Batavia Publishing
Cetakan: Pertama, Januari 2015
Tebal : xxiii+509 halaman
ISBN:978-602-71-4200-8
Mengenal Sosok Dr.Husaini M. Hasan Sp.OG
Dr. Husaini M. Hasan, lelaki yang tidak banyak berbicara. Ia tahu kapan waktunya untuk mendengarkan dan kapan sebaiknya untuk mengeluarkan pendapat. Ia punya kesetiaan dan keteguhan yang luar biasa, itu nilai yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pejuang dan tentara sekelas Napoleon. Cara berpikirnya tenang dan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat emosional, bahkan dalam situasi yan bahaya sekali pun.
Dia meninggalkan istri dan tiga anaknya yang masih kecil, ketika memutuskan bergabung di Aceh Merdeka setelah membaca buku Tengku Hasan M.di Tiro Atjeh bak Mata Donya atau Aceh di Mata Dunia.
Kehidupan baru yang dijalani oleh Dr. Husaini, alam gerilya sebuah kondisi yang tak menentu, penuh ancaman dan banyak rintangan. Seperti sebuah jalan yang tidak berujung. Segala sesuatu bisa saja terjadi, bahkan kematian selalu terlihat di mata. Sebelum keputusan perjuangan ini dia ambil kehidupannya baik-baik saja. Bisa bertemu dan bersosialisasi  dengan sahabat,  suasana kampus yang menyenangkan, karir yang mulai menanjak pesat.(halaman 54)
Kenyataan ini membuktikan bahwa gugurnya satu demi satu pejuang Aceh Merdeka di medan perang sebagian besar adalah rakyat biasa dan bukan militer. Mereka adalah sipil, penggagas Aceh Merdeka yang melawan tentara yang sudah terlatih untuk bertempur.(halaman 64)
Pejuang Aceh Merdeka melakukan revolusi ideologi di Iboih karena kondisi masyarakatnya yang kompak, tidak ada yang membuka rahasia. Sehingga keamanan Iboih tetap terjaga  dari incaran tentara. Bibit-bibit ideologi Aceh Merdeka disemaikan ke dada masyarakat di kampung-kampung oleh utusan  Aceh Merdeka dari segala penjuru.(halaman 126)
Tengku Hasan M. di Tiro menegaskan bahwa perjuangan Aceh Merdeka adalah perjuangan politik bukan perjuangan bersenjata. Indonesia mengubah perjuangan politik Aceh Merdeka menjadi perjuangan bersenjata. Kemudian mereka memburu dan menembaki pejuang Aceh Merdeka, tanpa peradilan dan kesempatan untuk membela diri.(halaman129)
Tengku Hasan M.di Tiro memutuskan mengirim Dr.Husaini ke Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika untuk mencari bantuan dan dukungan perjuangan Aceh Merdeka. Wali Negara mempersiapkan mission impossible ini dan berulang kali berdiskusi dengan Dr.Husaini untuk mengatur strategi dan membangun hubungan dengan UNO (PBB) lalu meyakinkan anggota PBB agar mau mengagendakan masalah Aceh dalam rapat General Assembly.(halaman 160)
Dr. Husaini baru menyadari tubuhnya telah berlumuran darah. Darah mengucur dari leher membasahi dada hingga bagian pinggang. Darah itu tidak terlihat karena baju yang dia kenakan juga berwarna merah. Ternyata Dr.Husaini tertembak di tiga tempat sekaligus yakni sebelah kanan, lambung kiri  yang letaknya hanya beberapa millimeter dari jantung, dan satu lagi di pangkal lengan kanan.(halaman 196)
Perjuangan Aceh Merdeka semakin terdesak, selama enam bulan Dr.Husaini dan Shaiman terkantung-kantung di Malaysia dalam kondisi tidak aman dan terkendala masalah ekonomi. Sementara komunikasi dengan Wali Negara tidak begitu lancar.
Mengingat keadaan yang semakin membahayakan. Dr.Husaini memutuskan untuk mencari bantuan kepada UNHCR. Swedia bersedia  sebagai  negara penerima suaka politik. UNHCR mempersiapkan kebutuhan untuk mengirimkan Dr. Husaini ke Swedia.(halaman 279)
Gus Dur bersedia memberikan kemerdekaan untuk bangsa Aceh, mengingat selama ini konflik berkepanjangan tidak kunjung selesai. Tapi, reaksi teman-teman seperjuangan di Aceh Merdeka benar-benar di luar dugaan. Semua bereaksi seolah-olah “It is too good to be true.”
Otobiografi Dr. Husaini M. Hasan Sp.OG ditulis secara detil berdasarkan urutan hari dan tanggal kejadian, sangat berani menyajikan fakta-fakta yang belum pernah diungkap di media mana pun.
Buku ini gaya penulisannya  sangat  berani namun mudah dicerna, membuat buku ini sesuai untuk dijadikan  literasi Politik dan sejarah di tanah air. Sehingga menjadikan buku ini sebagai sumber pengajaran dan inspirasi untuk semua kalangan.
Buat yang ingin mengirim resensi bisa check syarat-syaratnya disini,  oya sebaiknya  seh berlangganan epapernya dulu atau harus  punya teman yang berlangganan epaper harian Singgalang, untuk memudahkan mengetahui resensimu dimuat atau tidak