Selasa, 24 Februari 2015

Dinamika Negara Islam Kita


Judul Buku: Arsitek Peradaban Kumpulan Esai Penggugah Jiwa   
Pengarang:Anis Mata      
Penerbit :Fitrah Rabbani
Diterbitkan:Cetakan I,Juni 2006
Tebal Buku:xvi+135


Sinopsis di belakang buku       
 Arsitek Perdaban, Judul buku yang sangat mewakili kandungannya, karena benamg merah seluruh esai dari rubrik Syazarot Majalah Inthilaq ini sarat dengan muatan ideologis yang dipaparkan dengan cukuo cerdas, tanoa luapan emosional, diperkata pemikiran dan bahasa yang inklusif, lebih segar, dan tidak monoton. Selalu ada sesuatu yang baru yang kita dapatkan dari olah  bahasa yang dilakukannya. Ketika anda berhasil menyelami kandungan maknanya!Nisyaca Anda akan menjadi sosok manusia yang pantas untuk mengarsiteki sebuah peradaban yang dirindukan.
Ada enam bab pembahasan dalam buku ini dan masing-masing  bab terdiri dari enam sampai delapan buah pembahsan. Semuanya dipaparkan dengan logis dan begitu menyentuh hati. Tak salah jika kata pengantar  dari sang editor menyebut Anis Mata sebagai  Sang Gelombang. Kekayaan jiwa, keindahan pena, keluasan wawasan, keluwesan gaya bahasa, telah melahirkan kata-kata yang menghujam, pikiran-pikiran yang sangat tajam, dalam ungkapan-ungkapan yang bertenaga.
Membaca buku ini membuatku merenung tentang Islam, persatuan, ghawzul fikri dan banyak hal sesuai uraian yang dibahas dalam buku ini.  Betapa polemik itu seolah tak pernah berakhir. Betapa Islam begitu mudah dipecah belah hanya karena suatu perbedaan  kecil membuat kita memerangi saudara kita pemeluk  Islam lainnya. Potret buram negara Islam yang dipenuhi darah dan air mati yang seolah tiada henti. Walau buku ini sudah ditulis dari tahun 2006 tapi permasalahan  di dunia Islam  masih saja terus terjadi.
Inilah dunia Islam kita: anak-anak Palestina yang terpaksa mengambil peran orang tua mereka dalam menghadapi agresor Yahudi, penindasan rakyat Muslim Philipina yang tak kunjung selesai, dan Affghanistan yang harus memulai dari nol setelah Soviet memporak-porandakannya.
Inilah dunia Islam kita: negara-negara Teluk  tak pernah dingin, skenario musuh-musuh Islam memecah belah atas nama teritorial, dan Mesir kini mencari gara-gara dengan tetangganya, Sudan, atas nama perbatasan. (hal 4).
Ada banyak faktor yang sering mengoyak persatuan kita, misalnya kebodohan, ashabiyah, ambisi, dan konspirasi dari pihak luar. (hal.63)
Ketika kekalahan, tragedi, kelaparan, dan pembantaian mendera jasad Islam kita, kita selalu menyoal dua hal: konspirasi Barat dan lemahnya persatuan umat Islam.(hal.63)
Di bab tsaqafatuna, esai keempat di bab ini yang membahas Al-Badailul Islamiyah.  Ada satu sisi positif dari sejumlah kekhawatiran Barat terhadap Islam, jika yang terakhir ini diberi kesempatan eksis dan berkuasa. Benarkah Islam mampu memberi yang lebih baik bagi dunia? Mampukah kaum Muslim merealisasikan Islam dalam dunia nyata? (hal 69).
Pada tahap keyakinan, bingkai itu pun barangkali dapat dijawab sederhana: bisa. Tapi,secara internal, pertanyaan itu nampaknya tidak bisa terlalu disederhanakan. Sebab, di sini, pertanyaan tidak secara an sich. ditunjukan dalam bentuk  format-format pemikiran (shiyaghah fikriyah), sistem (shiyaghah manhajiyah), politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, teknologi, hubungan antarbangsa dan sebagainya. (hal 69)
Semakin banyak saya menghayati setiap esai dalam buku ini, semakin saya ingin menulis semua kalimat yang tertulis dalam buku ini sebagai kutipan kata pengugah jiwa  Islam kita. 
 Mari kita berusaha menghapus image jelek yang seing disematkan kepada pemeluk Islam sebagai teroris, penebar kebencian dengan menebarkan kedamaian. Semoga suatu saat nanti kita akan sampai kepada Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar